SUKU LOM/MAPUR

Suku Lom adalah suku unik yang tinggal wilayah Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Suku Lom sering disebut juga sebagai suku Mapur, karena awalnya sebagian besar anggota suku tinggal di dusun Mapur. suku Lom disebut-sebut sebagai salahsatu komunitas yang masih kuat memegang kemurnian tradisi. 
Kemurnian tradisi suku Lom selama ini juga dibumbui berbagai mitos, misteri, atau legenda yang menakutkan sehingga sebagian masyarakat enggan menyinggahi kawasan itu. Seorang peneliti dari Norwegia yang pernah tinggal selama beberapa tahun di tengah suku Lom, Olaf H Smedal, menulis buku yang menarik, Orang Lom: Preliminary Findings on a Non-Muslim Malay Group in Indonesia (1988). Menurut Smedal, terdapat catatan anonim berangka tahun 1862 yang menceritakan dua legenda asal-usul Suku Lom. Kedua legenda itu masih hidup di tengah suku Lom hingga sekarang.
Salah satu legenda menceritakan, sekitar abad ke-14 Masehi, sebuah kapal yang ditumpangi sekelompok orang dari daerah Vietnam terdampar dan rusak di pantai Tanjung Tuing, Kecamatan Belinyu. Semua penumpang tewas, kecuali dua lelaki dan satu perempuan. Ketiga orang asing itu membuat perkampungan tersendiri di daerah Gunung Pelawan, Belinyu. Legenda lain mengisahkan, suku Lom merupakan keturunan pasangan lelaki dan perempuan yang muncul secara misterius dari Bukit Semidang di Belinyu setelah banjir besar surut.

Orang-orang Lom merupakan komunitas yang pertama kali mendiami daerah Bangka Belitung. Tidak ada catatan sejarah yang menceritakan suku lain sebelum suku Lom. Spekulasi lain yang banyak dibicarakan adalah misteri Bubung Tujuh yang berarti tujuh rumah tertua di suku Lom. Masyarakat setempat percaya bahwa terdapat tujuh keluarga yang merupakan keturunan pertama dari nenek moyang suku. Setelah ayah-ibunya meninggal, ketujuh keluarga itu membuat rumah sendiri sebanyak tujuh rumah di kaki bukit di tengah hutan. Rumah itu berbentuk rumah panggung yang tinggi dengan atap daun nipah. Beberapa kalangan percaya, Bubung Tujuh sering menampakkan diri pada orang-orang tertentu pada malam tertentu. 
Mitos itu begitu menggoda sehingga masyarakat yang mengunjungi suku Lom sering penasaran dan selalu menanyakan misteri ini. Namun, bagi suku Lom sendiri, Bubung Tujuh sudah jadi mitos yang terlalu dibesar-besarkan.

Kali ini saya akan memaparkan tentang kehidupan suku Lom dari tinjauan ilmu antropologi yang dikaji khusus dari sisi ethnography suku Lom berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Olaf H. Smedal yang dipublikasikan oleh Departement of Social Anthropology, University of Oslo Tahun 1989 dengan judul "Order and Difference: An Ethnographic Study of Orang Lom of Bangka, West Indonesia". Silahkan klik link di bawah ya..Selamat Membaca


BAB SELANJUTNYA MASIH DALAM PROSES PUBLIKASI
Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat-istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi, bahasa. Bidang kajian vang sangat berdekatan dengan etnografi adalah etnologi, yaitu kajian perbandingan tentang kebudayaan dari berbagai masyarakat atau kelompok(Richards dkk.,1985). Istilah etnografi sebenarnya merupakan istilah antropologi, etnografi merupakan embrio dari antropologi, lahir pada tahap pertama dari perkembangannya sebelum tahun 1800an

0 komentar: